KARLOTAPOS-Artikel- Cerita Perang Tamuqu Dan Olabu Sambungan, Kedua pendekar itu segera bertindak, kemudian mereka memperlihatkan kemampuan yang dimilikinya setiap tentara Belanda yang berani mendekat pasti terjungkal mandi dan mandi darah.
Tentara Belanda menyerang dengan pedang panjang, dan juga senjata api, namun Tamuqu dan Olabu kebal dengan senjata tajam dan peluru.

Mereka sangat lincah berkelahi tidak berapa lama tentara Belanda banyak yang mati dan luka-luka. Menyadari kemampuan lawan, tentara Belanda yang lain melarikan diri kawan-kawan mereka yang mati dan terluka ditinggalkan saja bergelimpangan di halaman rumah Tamuqu dan Olabu.
Tentara Belanda yang satu itu minta bantuan pasukan yang lebih besar lagi. Tamuqu dan Olabu memikirkan keselamatan keluarga dan teman-temannya, lalu mereka berdua memutuskan untuk pergi jauh, ke Manado.
Dengan harapan tentara Belanda tidak akan bertindak lebih lanjut kalau mereka telah meninggalkan Kwandang.
Mereka berangkat dengan beberapa teman pemuda yang merantau, berhari-hari mereka menempuh jalan hutan menuju ke Manado.
Pengembaraan yang jauh dan melelahkan itu ternyata harus diakhiri pula dengan perang. Saat Belanda mengetahui bahwa Tamuqu dan Olabu bersama teman-teman mereka berangkat ke Manado, Belanda segera menghubungi warga Belanda yang ada di Manado.
Kedatangan rombongan Tamuqu dan Olabu sudah di tunggu dengan pasukan yang sangat banyak. Di Manado rombongan pendekar itu menghadapi pasukan Belanda yang sangat tangguh dan beberapa teman mereka terbunuh oleh pedang dan peluru pasukan Belanda.
Sebaliknya pula banyak tentara belanda yang menemui ajalnya karena tertusuk oleh badik dan keris Tamuqu dan Olabu. Belanda tidak mampu menangkap atau membunuh kedua pendekar itu. Namun tentara Belanda sangat banyak dan tidak mungkin di lawan.
Mereka terpaksa kembali lagi ke Kwandang dengan hati sedih meninggalkan mayat teman-teman mereka di Manado. Perjalanan kembali ke Kwandang cukup melelahkan pula bahkan menyedihkan, mereka berjalan terus melawan berbagai rintangan alam dan kelaparan serta kehausan.
Berita tibanya Tamuqu dan Olabu di Kwandang segera diketahui Oleh Belanda. Mereka datang lagi untuk menangkap Tamuqu dan Olabu. Pemerintah Belanda dengan pasukannya malah menangkap para pemuda dan orang tua di Kwandang.
Mereka di siksa oleh pasukan Belanda hingga ada yang mati disiksa. Orang tua Tamuqu dan Olabu menganjurkan agar mereka menyerah saja kepada Belanda. Ia berkata : “Takutlah kamu, supaya tidak ada lagi orang yang ditangkap dan disiksa oleh pasukan Belanda.
Tamuqu dan Olabu mematuhi permintaan orang tua mereka, mereka pun ditangkap oleh pasukan Belanda, mereka disiksa, dipukul, ditendang bahkan di injak-injak oleh para tentara Belanda tersebut.

Artikel ini diambil dari Buku, Cerita Rakyat Kepalawanan Gorontalo. Oleh Dr. Nanti Tuloli – STIKIP GORONTALO – 1993.
Next Part III