KARLOTAPOS-Artikel- Cerita Si Limonu Part II, sambungan setelah mereka duduk, Polamolo mendengarkan suatu yang menarik perhatiannya sayup-sayup terdengar dari telinganya bunyi alat tenun, konon bunyi itu berasal dari atap rumah.
Namun hasrat dan hatinya untuk mengetahui bunyi itu disimpan, karena tuan rumah mulai menanyakan hal ihwal kepada mereka, ” Siapa gerangan tuan-tuan ini dari mana dan akan mau ke mana?” Polamolo menjawab.

” Maaf bapak tua saya ini bernama polamolo anak raja di Gorontalo yang bersama dengan saya ini adalah teman-teman pemuda di kerajaan ayah saya kedatangan kami ke sini adalah karena kami ingin mengetahui siapa pemilik dari rambut yang panjang yang kami temukan di muara sungai ini dan saya ingin mengembalikannya”.
Kemudian Polamolo memberikan rambut yang tergulung pada tongkol jagung tersebut, tiba-tiba ada gulungan benang yang jatuh dan berguling-guling dari atap rumah benang itu jatuh ke arah Polamolo.
Anak raja Gorontalo itu segera memungut atau mengambil benang tersebut lalu dengan sopan ia memberikan kepada bapak tua itu, bersamaan dengan hal itu terdengar suara perempuan muda dari atap rumah “ibu tolong ambilkan gulungan benang tenun yang jatuh itu”.
Suara perempuan muda itu menarik perhatian Polamolo ia melihat ke atas, terlihat olehnya ada seorang perempuan muda sangat cantik jelita berdiri di anak tangga menuju ke atap rumah.
Mata mereka bertatapan perempuan pun saat melihat tatapan mata Polamolo, kemaluan sebaliknya pun begitu Polamolo terkesima, ia tidak dapat menahan matanya memandang gadis yang sangat cantik itu.
Baru kali ini ia melihat dan tertarik kepada seorang gadis, di kerajaan ayahnya banyak gadis-gadis dari anak bangsawan yang merindukannya namun Polamolo tidak tertarik dengan gadis-gadis di sana.
Gadis yang baru saja ditemuinya ini begitu sederhana dan ayu kecantikannya asli dari mata anak raja itu, ia memandang tanpa terkendali lagi terlihat olehnya kulit gadis itu yang sangat kuning langsat tingginya sedang dan rambutnya panjang sampai ke pinggang.
Barulah ia mengetahui bahwa pemilik rambut yang di bawah olehnya adalah gadis tersebut, hati anak raja itu tidak tertahankan lagi kepada gadis ayu yang sederhana tetapi cantik sekali.
Polamolo tidak menyadari bahwa tingkah lakunya itu diperhatikan oleh bapak tua di depannya, bapak tua itu menyadarkan polamolo, ” anak saya satu-satunya dialah pemilik rambut yang tuan bawain” dengan malu-malu dan tersipu Polamolo memandang kembali kepada bapak tua dan berkata ” maafkan bapak tua kalau bapak setuju saya ingin menikahi dengan anak bapak siapakah nama anak bapak itu”
Dipanggillah ke depan Hilahulawa oleh ayahnya dan segera menanyakan kepadanya dengan cara bersajak atau Tujaqi demikian bunyinya
“Dia bernama Hilahulawa atau gadis kemasan saya sebagai ayahnya tidak menahan anak saya dinikahi oleh tuan Muda akan tetapi hal itu harus saya tanyakan kepadanya kalau dia bersedia maka pernikahan dapat dilangsungkan” kata bapak itu.
Tujaqi
” Hilahulawa engkau laksana bunga mekar di taman sari, harum lagi bersemi, Polamolo putra raja ingin menyiram sang bunga apakah gerangan jawab anakda, berilah tanda ayah dan bunda”

Artikel ini diambil dari Buku, Cerita Rakyat Kepalawanan Gorontalo. Oleh Dr. Nanti Tuloli – STIKIP GORONTALO – 1993.
Next Part III