Karlotapost-Artikel- Perantauan Polumoduyo Part II, rakyat menjadi ribut ada yang tidak percaya kepada keberanian pemuda itu, adapula yang menyayangkan mengapa pemuda itu mau saja menjadi umpan makanan buaya dan raksasa, sedangkan yang lain diam saja tetapi mereka ingin menyaksikan pertunjukan itu dengan hati yang berdebar-debar.

Rakyat disuruh raja agar menuju ke tepi sungai untuk menyaksikan ujian tersebut, dengan tenang Polumoduyo menuju ke tepi sungai kerajaan, para pemuda yang bermain raga tadi memandang remeh kepada Polumoduyo sambil mengejek, “yang beginikah yang mampu mengalahkan buaya dan raksasa itu dia pasti akan disantap oleh buaya ganas tersebut” kata para pemuda yang menyaksikan. Setelah sampai di tepi maka raja pun menyuruh kepada Polumoduyo agar segera melompat ke sungai iya pun berteriak dengan sekeras-kerasnya lalu membusungkan dada dengan sekali lompat ia telah berada di tengah sungai yang lebar itu laksana terbang.
saat Polumoduyo berpijak ke air terjun, tiba-tiba muncullah seekor buaya besar dengan mulutnya yang lebar, Polumoduyo jatuh tepat di mulut buaya tersebut tetapi anehnya buaya itu tidak dapat lagi mengatupkan mulutnya, dan Polumoduyo pun berdiri di kedua ujung moncong buaya tersebut, lalu berteriak dengan keras dan menendang moncong buaya itu hingga moncong remuk dan buaya pun mati di tangan Polumoduyo.
Tidak sampai di situ saja sang pemuda pemberani tersebut berenang dengan sekuat tenaga melawan arus yang deras menuju ke tepi seberangnya ia berliuk-liuk seperti belut dalam waktu yang sangat singkat sudah bisa melewati sungai seberang yang menjadi tantangan selanjutnya demi mendapatkan daun pecuci muka .
Sesampainya di sana Polumoduyo dihadapi oleh seorang raksasa yang sangat besar dan berbulu tebal raksasa itu berkata dengan suara yang menyeramkan ” apa maksudmu datang ke tempatku ini pemuda? tidak tahukah engkau kepadaku? ” Ucap raksasa kepada Polumoduyo, “aku tidak takut kepada siapa saja termasuk kepada raksasa seperti engkau” jawabnya.
Lalu apa maksudmu tanya raksasa itu, kemudian Polumoduyo menjawab aku diperintahkan raja di negeri ini untuk mengambil daun pencuci muka ucapnya. Hei anak muda sebelum engkau dapat mengambil daun itu engkau telah mati di tanganku kau akan menjadi daging santap yang lezat kata raksasa sembari tertawa kepada Polumoduyo, dia tidak pernah gentar dan berkata, boleh kau coba menghalangi aku mengambil daun itu kemudian raksasa melanjutkan pertanyaannya, besar sekali nyalimu wahai anak muda siapakah namamu dan dari mana engkau datang, kembali ditanyakan oleh raksasa.