Waspada Sikap Sombong Karena Ilmu – Belajar Islam Ahlussunnah

W

IѕlаmуPеrѕоnа. Mewaspadai Sikap аngkuh lаntаrаn іlmu. Assalamualaikum… Kita sebagai Thulabul ‘ilmi atau penuntut ilmu , kadang kala merasa “lebih” ketimbang saudara-saudara kita yang “sepengetahuan” kita tidak ngаjі. Terkadang bahkan muncul dalam hati perasaan meremehkan orang lain bahwa dia tidak tahu apa-apa dibandingkan kita. Padahal apa yang kita peroleh ini semua dari Allah , andai Allah tidak memberinya pada kita , kita pun tidaklah berlainan dengan kerabat-saudara yang lain. Semua akan dipertanggungjawabkan. Kita berlindung terhadap Allah ta’ala dari sifat demikian.

ѕоmbоng

Wahb bin Munabbih berkata , “Sesungguhnya ilmu dapat membuat angkuh sebagaimana harta.”
Masruq berkata , “Cukuplah seseorang dibilang cerdik jika ilmu tersebut membuahkan rasa takut terhadap Allah . Sebaliknya , cukuplah seseorang dianggap udik tatkala membanggakan diri dengan ilmunya.”
Abu Wahb al-Marwazi berkata , “Aku bertanya kepada Ibnul Mubarak wacana keangkuhan. Beliau menjawab , ‘(Kesombongan) yakni engkau meremehkan dan merendahkan manusia.’ Kemudian saya bertanya kepadanya mengenai ujub (besar hati diri). Beliau pun menjawab , ‘(Ujub) ialah engkau menatap bahwa dirimu memiliki sesuatu yang tidak ada pada selainmu’.”

Ibnu Abdil Barr berkata , “Di antara adat seorang alim yang paling utama yakni bersikap rendah hati (tawadhu’) dan tidak ujub , yakni merasa angkuh , gembira , dan terkagum-kagum terhadap ilmu yang dimilikinya. Adab selanjutnya , ia berupaya menjauhi kecintaan akan kepemimpinan dengan sebab ilmunya.”
Al-Baihaqi berkata , “Ketahuilah , fondasi dari suatu kedudukan adalah bahagia tersebarnya reputasi , cinta kepopuleran , dan kemasyhuran , padahal itu merupakan ancaman yang sangat besar. Adapun keselamatan itu terdapat pada lawannya , yakni menjauhi kepopuleran.”

Para ulama tidak bertujuan mencari kemasyhuran. Tidak pula mereka menampakkan dan menawarkan diri untuk tujuan tersebut. Mereka juga tidak menempuh sebab-karena yang memberikan ke arah sana. Apabila ternyata kemasyhuran tersebut datang dari segi Allah , mereka berusaha melarikan diri darinya. Mereka lebih mengutamakan ketidaktenaran.
(an-Nubadz fi Adabi Thalabil Ilmi hlm. 185—186)‎

Demikian Artikel kali ini Mеwаѕраdаі Sіkар Sоmbоng Kаrеnа Ilmu Semoga berfaedah.